Saturday, 21 June 2014

Lapak: kampung pemulung Karang Pola, Pasar Minggu

Kali ini kami mengunjungi kampung pemulung Karang Pola di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Tempat ini lebih dikenal oleh penduduk sekitar sebagai Lapak. Ada banyak keluarga pemulung yang tinggal di wilayah ini. Tujuan kami hari ini adalah untuk mengunjungi anak-anak para pemulung, berbagi cerita dan mengajarkan mereka untuk mengetahui manfaat menabung.

Gang menuju ke kampung pemulung Karang Pola
Diperlukan waktu sekitar 5-10 menit berjalan menyusuri perkampungan padat untuk sampai di kampung pemulung Karang Pola ("Lapak"). Harus ekstra hati-hati menghindari "ranjau" kotoran ayam di sepanjang gang.

Rumah-rumah sederhana keluarga pemulung Karang Pola
Rumah-rumah sederhana keluarga pemulung dibangun dari kayu-kayu bekas yang ditutup dengan seng-seng yang sudah berkarat. Seng-seng ini menyebabkan udara yang sangat panas bagi penghuninya di siang hari, dan menyebabkan suara yang sangat keras di saat hujan turun.

Tumpukan karung di kampung pemulung Karang Pola
Lingkungan yang kurang bersih dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan bagi penduduk di sekitarnya. Terutama bagi anak-anak yang lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit.

Seorang pemulung menarik gerobaknya
Pemulung mengumpulkan kertas-kertas, botol-botol plastik bekas atau gelas-gelas plastik bekas, dan menjualnya kembali untuk di daur ulang menjadi produk lain. Tergantung dari keberhasilan mereka mengumpulkan barang-barang bekas dan menjualnya kembali, seorang pemulung bisa membawa pulang keuntungan rata-rata 30 ribu hingga 80 ribu sehari.

Melihat pekerjaannya, sebetulnya pemulung juga berjasa terhadap kelestarian lingkungan. Secara nyata mereka bergantung hidup dari mendaur ulang sampah, dimana banyak orang bahkan tidak perduli sama sekali terhadap pentingnya memisahkan antara sampah organik dan sampah yang dapat didaur ulang.  

Para relawan menyapa anak-anak keluarga pemulung
Beberapa anggota masyarakat yang perduli, menyelenggarakan sekolah informal bagi anak-anak keluarga pemulung. Walau demikian, pendidikan anak-anak ini masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan anak-anak seumur mereka dari kalangan keluarga yang lebih beruntung. Bisa dipahami, karena pendidikan membutuhkan biaya.

Apa yang kami lakukan hari ini tidak ditujukan untuk mengisi kekosongan itu. Tetapi kami berniat untuk berbagi ilmu dasar keuangan kepada anak-anak, yaitu pentingnya menabung. Selain itu, untuk berbagi keceriaan dengan menghibur para generasi masa depan Indonesia yang hidup di Lapak ini. 

Anak-anak Sekolah Dasar menyimak penjelasan relawan

Rekan relawan tampak menikmati kebersamaan

Dua relawan di tengah anak-anak yang antusias

Dua orang relawan memberikan penjelasan

Dua anak menyimak penjelasan dari kakak relawan

Seorang relawan menyimak penjelasan ulang seorang anak

Anak-anak riang bernyanyi bersama

Dua relawan menunjukkan celengan yang dibagikan

Dua orang anak memegang celengan yang dibagikan 
Membagikan celengan kepada anak-anak kurang mampu dan mengajarkan kepada mereka untuk menabung terdengar sulit untuk dipahami. Pertanyaan sederhana, dari mana mereka memperoleh uang untuk ditabung jika mereka sendiri masih kekurangan secara finansial. Namun konsep menabung harus diperkenalkan kepada anak-anak sejak dini. Mereka harus paham pentingnya menabung. Mudah-mudahan hari ini kami meninggalkan ilmu yang baik dan bermanfaat bagi masa depan anak-anak.

Relawan bersiap untuk membagikan makan siang
Acara ini diselenggarakan dengan dana yang dikumpulkan secara urunan dari para relawan. Walaupun dana yang terkumpul tidaklah banyak, tapi kami bisa berbagi ilmu yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi anak-anak keluarga pemulung Karang Pola di kemudian hari.

No comments:

Post a Comment